![]() |
Ilustrasi |
Jakarta - Pakar terorisme yang juga direktur Amir Mahmud Center, Amir Mahmud meminta agar masyarakat tetap mewaspadai berbagai kemungkinan munculnya kembali aksi-aksi teror serta penyebaran doktrin dan paham radikal di tengah-tengah masyarakat terutama di bulan suci Ramadhan ini.
"Ramadhan tahun ini dikhawatirkan akan menjadi momen bagi kelompok Terorisme untuk melakukan show of force (unjuk kekuatan) mereka, dengan langkah-langkah mendoktrin pemahaman melalui kegiatan keagamaan itikaf, pengajian tablig dengan menggerakkan kelompok-kelompok atau komponen masyarakat yang tidak mengerti," kata Amir Mahmud saat dimintai keterangan, Jumat (28/2/2025).
Menurut Amir, meskipun pemeritah sudah membubarkan kelompok-kelompok radikal, namun bukan berarti pergerakan mereka berakhir. Sebab, menurutnya, sel-sel kelompok itu tetap hidup di tengah masyarakat.
"Paham radikalisme tidak pernah berhenti untuk mengembangkan visi dan misi dalam rangka mencapai tujuan konflik di sebuah negara dan eksistensi kelompok radikal belum sepenuhnya hilang," katanya.
"Masih banyak komponen masyarakat yang tidak tahu dan tidak sadar mengenai bahaya, dampak, atau dahsyatnya paham radikal dan terorisme yang mengatasnamakan Islam ini jika membiarkan berkembang," sambung Amir.
Amir juga mengingatkan publik untuk tidak terlena dengan propaganda yang mengatakan bahwa terorisme adalah proyek politik, pengalihan isu, dan bentuk pandangan lain yang bertujuan untuk menormalisasi penyebaran paham radikal dan terorisme.
"Teroris bukan proyek, bukan pengalihan isu, bukan rekayasa, melainkan fakta. Kehadirannya bukan seketika adanya melainkan dari suatu proses bertahap melalui pengkaderan ideologi hingga membentuk jaringan di berbagai ruang gerak, di antaranya: lembaga pendidikan, tempat ibadah, sosial, budaya hingga misi kemanusiaan," tegas Amir.
Sebabnya, kata Amir, perlu ada kesadaran bersama dalam upaya menangkal tumbuh kembangnya paham radikal yang mengarah pada kekerasan berbasis agama. Pencegahan ini tentunya, kata Amir, tidak hanya dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) saja, tetapi harus semua pihak.
"Sehingga seluruh elemen masyarakat mampu mencegah dan mampu juga melakukan deradikalisasi kepada pihak-pihak yang sudah terpapar paham radikal terorisme, agar memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara serta pemahaman agama yang moderat, agar dapat terhindar dari segala bentuk konflik dan provokasi yang mengarah kepada Terorisme," pungkas Amir.
Posting Komentar